Tim Suksesi Capres Harus Perang Ide

Tim Suksesi Capres Harus Perang Ide

Oleh - Dr. Azmy Syahputra SH., MH.

Keretakan demokrasi kini terjadi karena masih ada orang dalam masyarakat, terlebih jadi ironis bila masing-masing kubu petarung saling ego dan sudah tidak punya malu atau lupa diri sampai mengabaikan prinsip demokrasi dan kejujuran.

Karenanya setiap orang khusunya lagi bagi team suksesi Pilpres 2019 lebih bijak dan cerdas membangun peradaban demokrasi Indonesia.

Mereka seharusnya mampu merubah dan berusaha menyehatakan "jiwa demokrasi indonesia". Kita ini bukan "budaya mesin", kita budaya "manusia Indonesia" yang dikenal ramah, gotong-royong bertoleransi, menghargai hasil karya orang lain dan tahu berterima kasih.

Jika muatan kampanye saat ini lebih banyak berisi informasi saling ejek, saling serang dan fitnah maka yang ada demokrasi makin porak poranda, menjadi teror atas nama demokrasi karena semakin terbuka "perang udara" melalui medsos, saling ejek dan fitnah.

Masyarakat kini semakin cerdas untuk melihat muatan kampanye, sepanjang ini kampanye menjadi tontonan yang membosankan dan melelahkan, karena yang dibutuhkan oleh masyarakat formulasi kebaruan sekaligus solusi agar lebih sejahtera dan tujuan bangsa tercapai. 

Maka hendaknya para team suksesi saling lempar gagasan sebagai cendikia, politisi yang ilmuwan, memaparkan ide secara deduktif abstraksi logis. Agar lebih fokus, tahu masalahnya dan solusinya ditemukan, sehingga pesta demokrasi berwujud lebih berkualitas.

Demokrasi tidak bisa berdiri sendiri, harus ada kesadaran dari setiap diri . Menahan diri, mengendalikan diri, memperhatikan nutrisi kampanye untuk tidak saling serang, lempar fitnah, bohong, agar tidak berdampak hilangnya nilai-nilai demokrasi, membuat gagap, disorientasi, makin gelaplah kehidupan sosial demokrasi dan yang ada tidak ada kemenangan bagi Indonesia malah kekalahan bagi semuanya.

Perlu diingat nasehat Bung Karno tidak ada kekuasaan yang abadi , kekuasaan pasti ada batasnya termasuk kekuasaan Presiden sekalipun, karena kekuasaan yang langgeng adalah kekuasaan yang berpihak pada rakyat , dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. 

 

Penulis adalah Alumni Fak Hukum Umsu dan Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia (Alpha).