16 Bulan Menderita, Diana Keluhkan Praktik Kecantikan dr. G
Hidung Che Sin alias Diana menjadi cacat karena proses filler yang gagal

16 Bulan Menderita, Diana Keluhkan Praktik Kecantikan dr. G

Litigasi - Niat hati mempercantik diri malah berujung cacat permanen di bagian hidung. Nasib itulah yang dialami Che Sin alias Diana (41) yang berobat ke praktik kecantikan berlokasi di Jalan S. Parman Medan dengan inisial dr. G.

Parahnya lagi, proses filler (penyuntikan zat asam ke bawah lapisan kulit hidung alternatif pengganti operasi plastik) ke hidung Diana seperti gagal, padahal sudah dilaluinya dalam kurun waktu 16 bulan lamanya. 

Wanita kelahiran Medan, 31 Mei 1978 ini kepada wartawan, Kamis (21/3/2019) siang menceritakan, awalnya ia melihat di sosial media Instagram ada promo kecantikan di praktik dr. G. Tergiur promo potongan harga 30 persen itu, warga Jalan Selam VII Mandala by Pass Medan ini pun datang ke sana bersama suaminya. 

ads

"Waktu itu hari Rabu, 22 November 2017 saya datang dengan maksud mau filler hidung, wajah dan bottox. Saya datang jam 11.00 lalu pukul 14.30 dikerjakan langsung oleh dr. G," kata Diana memulai kisahnya. 

Saat proses filler berlangsung, dr. G dua kali menyuntikkan ke hidungnya. Diana sempat bertanya kenapa banyak sekali namun dr. G menjawab tidak masalah biar supaya bagus. 

"Setelah itu saya merasakan sakit dan panas bahkan tiga hari kemudian bengkak. Oleh dokter saya disuruh datang dengan kondisi hidung sudah merah melepuh," beber Diana. 

Lantas, sambung Diana lagi, oleh dr. G disuntik dan filler dikeluarkan. Diana pun cemas. Ia bertanya apa bisa bagus lagi hidungnya. Menurut dokter satu bulan bisa bagus lagi. 

"Tapi setelah saya tunggu sebulan tidak juga, saya pun cemas karena kemana-mana harus pakai masker," kata Diana. 

Bertepatan sebulan lagi mau Imlek, Diana pun mendatangi dr. G lagi. Diana ingin hidungnya sudah normal sebelum perayaan hari umat Budha itu. dr. G kembali memberi harapan. Ia bilang pada Diana tidak ada masalah dan yakin hidungnya akan sembuh. Namun nyatanya tidak juga. Hidung Diana semakin parah.

ads

"Saya dijanjikan filler lagi katanya biar bagus lagi. Tapi kan filler itu baru bisa dibuat paling cepat enam bulan setelah filler pertama, jadi selama menunggu itu saya satu seminggu sekali datang kontrol. Setiap datang hidung saya disteamsel dan dilaser, begitu terus sampai saya kembali filler oleh dr. G," kata Diana lagi. 

Tapi herannya, setelah proses filler tadi hidung Diana bukan menjadi bagus. Hidungnya malah semakin bengkak. Suami Diana pun komplain. Kembali lagi dr. G berjanji akan memperbaikinya. 

"Suami saya sudah marah-marah dan bilang jangan isteri saya jadi kelinci percobaan. Kami kan heran, hidung saya sudah dilaser dan disuntik macam-macam tapi kok hidung malah menjadi cacat, ada jendolan," bilang Diana sambil menunjukkan hidungnya.

Lantas, melalui asisten dr G yang berinisial Hln bilang mau diselesaikan baik-baik. Mereka mau mengganti rugi sebesar Rp 9 Juta. Diana menolak. Uang pribadinya saja sudah habis Rp 20 juta untuk biaya di dr. G. 

"Saya cuma minta dokter bertanggung jawab, carikan dokter yang bisa memperbaiki hidung saya, kalau lah di luar negeri saya siapkan tiket dan hotel tapi biaya operasi dokter tapi dr. G menolak dan hanya mau mengganti Rp 9 juta," beber Diana. 

Akibat menggantung terus ditambah selama 16 bulan lamanya hidungnya bukan makin bagus tapi semakin parah, ditambah lagi dr. G sudah memblokir nomor WhatsApp, Diana pun jadi berani membongkar dugaan malpraktek ini. 

"Saya sudah capek diberikan harapan terus sama dr. G," kecam Diana yang mengaku sudah menyiapkan pengacara untuk menangani masalah ini. 

ads

Sementara dr. G saat dikonfirmasi langsung ke tempat praktik kecantikannya gagal ditemui. Oleh staf di situ mengarahkan wartawan untuk menghubungi Danielsyah SH selaku kuasa hukum dr. G. 

Saat dihubungi via seluler Danielsyah membenarkan pasien bernama Diana dan proses filler hidungnya belum selesai. Namun saat disinggung adanya dugaan malpraktek hingga mau mengganti rugi Rp 9 Juta, Danielsyah berang. 

"Pertanyaan anda kok seperti penyidik saja. Jadi begini, kalau lah dia menyebut ada malpraktek ya laporkan saja ke polisi, silahkan saja kita siap kok. Justru mereka lah yang ingin memeras klien saya karena terus mengancam-ancam makanya klien saya mau memberikan uang Rp 9 Juta itu," jawab Danielsyah singkat. (zul)